Minggu, 25 Desember 2011

RAINISM


Kafe ini selalu ramai, karena memang kopi yang di jual pun enak, pandangan ku lurus menata antrian depanku, aku menggerutu kecil, aku takut kehabisan stock. Sebuah tangan menepuk pundak ku pelan, ku putar badan ke belakang, saat itu aku tak percaya melihat siapa.
“hai, ternyata benaran kamu, Lama gak ada kabar, kamu apa kabar sekarang?”
Kutatap mata pria dihadapanku yang memberi sebuah pertanyaan, sedetik kemudian aku tersenyum , senyum mengenang masa lalu. Entah harus menjawab apa, tapi pasti akan kujawab.
“baik, kamu?”
“baik juga, lagi ngapain disini?”
Aku gak percaya namanya “kebetulan”, tapi aku lebih suka itu di bilang “takdir’’
“Takdir saya bertemu anda disini”ku jawab seiring dengan senyuman ku
“hahaha” terdengar tawanya  yang masih sama 8 tahun yang lalu
“prinsipmu gak berubah ya”
“haruskah aku berubah”senyumku mengembang lagi
Lagi-lagi gak ada yang tahu masa depan, kini aku dan dia mulai ngobrol sana sini.Takdir itu bermula dari harapan, tapi sekarang aku masih bertanya pada diriku, inikah yang aku harapkan.
                                                                                                >be continued<